Senin, 23 Juni 2008

The Painted Veil

Film ini mengisahkan ironi tentang kehidupan suami istri yang banyak terjadi dalam kehidupan modern saat ini. Sebuah intrik ketidakcocokan yang bisa berujung pada banyak hal, seperti saling diam, perceraian, atau bahkan pembunuhan. Jalan apakah yang mereka pilih dan kenapa mereka memilihnya? Naomi Watts (maaf lupa nama di filmnya) menikah dengan Edward Norton (ini juga lupa, hehe….) bukan atas dasar cinta, melainkan karena hendak pergi dari ibunya di London. Seusai menikah, mereka langsung tinggal di daerah Shanghai pedalaman karena Edward bekerja sebagai ahli mikrobiologi di suatu instansi pemerintahan di sana.


Sebagai istri setia, Naomi manut-manut wae tinggal dimanapun, bahkan di tempat yang agak kumuh.Anehnya, semakin hari hubungan di antara mereka sebagai suami istri semakin aneh dan aneh. Edward tidak hendak berbicara jika tidak bertanya, sementara Naomi tidak tahan didiamkan, mencari keasyikannya sendiri, tapi tetap tidak bisa. Ia butuh perhatian, kasih sayang, hiburan, dan permainan. Ia belum mendapatkannya dari suaminya. Tak pelak, ketika ada seorang lelaki yang menawarinya, ia terjatuh dalam perselingkuhan yang membelenggu. Sang suami yang tahu pura-pura tidak tahu menahu.

Dalam suatu pertengkaran dahsyat, akhirnya mereka bersepakat untuk pergi ke suatu wilayah epidemi kolera dengan tujuan selain membantu para korban juga menjauhkan Naomi dari selingkuhannya. Tapi sama saja, kehidupan pernikahan mereka tetap hambar. Bahkan makin menjadi-jadi. Sebuah hubungan yang tiada artinya. Dalam malam yang menentukan mereka berusaha mendobrak pintu penyekat selama ini. Kenapa sepertinya susah dipahami, padahal Naomi hanya seorang wanita biasa yang tidak hendak menjadi hebat. Begitu pula, Edward yang selama ini tidak mau mengerti hal sepele yang menjadi keinginan wanita.

Lambat laun, hubungan mereka makin akrab dan sepaham. Puncaknya, Naomi hamil diiringi dengan kematian Edward yang ternyata terjangkit kolera. Film ini memberikan banyak pelajaran terkait dengan kekuatan hati, cinta, dan kasih sayang serta bagaimana menjalin dan mempertahankan sebuah hubungan. Sebagai suami istri hubungan memang lebih rentan, tapi bagaimana sikap saling mengerti, perhatian, dan seiring sejalan akan mampu menyatukan keduanya dalam payung rumah tangga.

Film ini juga dihiasi dengan visualisasi pemandangan menakjubkan, berlatar pegunungan hijau, sungai berkabut nan eksotik. Sesekali bahkan mengingatkan kita pada pedalaman Indonesia dengan segala atribut kelokalannya yang khas. Penduduk berkulit coklat, bertubuh sedang dan bermata agak sipit. Imaji saya langsung terbayang pada daerah Vietnam. Tak heran juga, setting syuting juga mengambil lokasi di daerah tersebut. Ditambah dengan sedikit bahasa lokal yang tidak familiar. Toh, sebagai film drama, ini sudah termasuk kategori lumayan. Akting Naomi Watts dan Edward Norton cukup padu, natural, sekaligus menggugah emosi. Tak begitu mengecewakan.

Tidak ada komentar: