Sebenarnya pinjem film ini sudah agak lama. Tapi belum sempat juga menonton, cuma disimpan dalam harddisk doank. Baca cerita temen-temen yang katanya asik dan menarik membuatku tergelitik untuk menelisik. Waduw, sebagus apakah karya sutradara yang juga bikin film "Hero" ini? Terlebih lagi, film ini juga dibintangi oleh aktor dan aktris ternama, macam Chow Yun Fat, Gong Li, dan penyanyi Jay Chou.
Film ini berkisah tentang perselingkuhan, intrik, ambisi, dan harapan yang terjadi dalam sebuah keluarga kerajaan. Permaisuri raja (Gong Li) harus meminum obat yang sudah dibubuhi racun setiap harinya. Ini atas dasar kehendak raja (Chow Yun Fat). Mulanya, permaisuri tidak 'ngeh' hingga kehadiran seorang wanita, yang ternyata mantan istri sang raja dulu. Dia diusir dari istana dengan tuduhan perayuan, akibatnya wajahnya ternoda oleh cap istana dan dia diusir. Seorang tabib menyelamatkannya, hingga selanjutnya mempermudah hubungan serta pemantauan terhadap situasi keluarga kerajaan. Pada dasarnya, antara raja dan ratu sudah tidak lagi punya rasa cinta. Demi terlihat rukun harmonis di mata rakyat, mereka berakting. Seolah kondisi baik-baik saja. Padahal di dalamnya situasi makin memanas. Ketiga putra kerajaan berebut tahta. Wan, putra mahkota dirayu oleh permaisuri. Jay, anak kedua mendapat perhatian raja, diharap menggantikannya. Hanya, anak ketiga yang tidak digubris.
Perbedaan ini membuatnya kalap. Di hari festival bunga serunai yang dirayakan gegap gempita, anak ketiga menghunus pedang ke punggung anak pertama. Raja murka. Dihantamnya ia hingga tak berbentuk. Masing-masing anggota kerajaan memiliki pasukan. Dan, mereka semua bertempur membawa kepentingan sendiri-sendiri. Adegan pertumpahan darah dideskripsikan begitu dramatis. Celurit membabat, darah muncrat, slayer bergambar serunai semburat merah, tubuh hancur tak bernyawa, bergelimpangan. Inilah harga dari ambisi tiada henti. Konon, seluruh pasukan kerajaan benar-benar diperankan nyata oleh figuran. Fantastis!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar