Minggu, 22 Juni 2008

Harry Potter and The Order of The Phoenix


Musim ini Harry Potter, dkk. memasuki petualangan tahun kelima yang lebih gelap, mendebarkan, dan menegangkan. Singkatnya, seru abis. Okelah, pada beberapa scene ada yang terasa kurang pas dengan versi novelnya. Tapi, hal ini lebih bisa dimaafkan ketimbang versi visual-nya Da Vinci Code yang sungguh-sungguh mengecewakan. Ups, meskipun Peter F. Jackson lebih piawai dalam menciptakan kesan visual yang imajinatif dalam Lord of The Rings.


Okelah, tahun kelima ini dibuka dengan adegan Dementor yang muncul di Little Winging, kompleks perumahan muggle. Dengan kondisi terpaksa, Potter melancarkan mantra Patronus untuk melindungi Dudley dari serangan Dementor. Nah, selanjutnya Potter diajak beberapa penyihir, seperti Eye-Moody, Pof. Tonks, dll untuk mengikuti pertemuan rahasia Order of The Phoenix, sekutu Dumbledore di kediaman Sirius Black. Persekutuan ini mengilhami Hermione dan Potter untuk mengajak anak-anak yang lain membentuk Dumbledore's Army.

Nah, kenapa? Karena pasca musim keempat kemarin yang diawali dengan kematian Cedric, suasana Hogwarts makin diliputi ketakutan oleh kembalinya Voldemort. Padahal, Hogwarts kini dikuasai oleh Inkuisitor Agung dari kementrian, Umbridge sebagai pengawas sepenuhnya sehingga kegiatan anak-anak disensor abis. Potter menggalang dukungan anak-anak dengan mengajar mereka tentang Ilmu Pertahanan. Kondisi yang tidak menentu ini diperparah oleh menghilangnya Dumbledore dan kekacauan Fred dan George sewaktu ujian OWL.

Finally, pertarungan Potter, dkk dengan Pelahap Maut sungguh sangat dramatis sekaligus mencengangkan. Dumbledore yang mendadak muncul di arena mati-matian melawan Voldemort, meninggalkan Potter yang terkapar kelelahan. Overal, film ini cukup menghibur dan keren sepenuhnya. Sayang sekali, beberapa adegan kurang dieksplorasi, seperti kaburnya di kembar yang 'hanya' diiringi letusan petasan warna-warni. Padahal di novel, mereka menyisakan kenangan berupa lubang besar. Plus, pertarungan yang kurang greget seperti di novelnya. Bagaimanapun, meskipun susah, setidaknya memang harus disamakan dengan versi asli. Ketika berbeda, banyak penonton yang terlampau berekspektasi tinggi, harus menahan kecewa.. Duh, Harry Potter mendatang harus penuh greget!!

Tidak ada komentar: